Senin, 02 Maret 2009

kelompoknya andry

Tiga Study Kasus Kerangka Menejemen Resiko pada Transportasi Material yang berbahaya

Team penyusun Andry, Reza, Silvi

Latar Belakang

Departemen memiliki program pengamanan yang comprehensive dalam hal transportasi transportasi material yang berbahaya, program pengamanan ini bertujuan untuk melindungi bangsanya dari resiko yang mungkin timbul bagi kehidupan, kesehatan, property, dan lingkungan. Keberadaan program pengamanan pada transportasi material yang berbahaya telah berjalan dengan baik selama beberapa tahun ini. Dalam mengembangkan kerangga menejemen resiko dan mengevaluasi aplikasinya secara nyata, RSPA melakukan 5 hal dibawah ini :
  • Menyelenggarakan meeting dengan para pihak yang berkepentingan (stakeholder) untuk memperkenalkan ide kerangka menejemen resiko yang baru dan memperoleh feedback. Mengevaluasi kerangka menejemen resiko yang ada saat ini.
  • Mengembangkan kerangka menejemen resiko.
  • Melakukan rapat dengan para ahli untuk menyediakan feedback pada kerangka menejemen resiko
  • Menggunakan studi kasus untuk mengevaluasi keefektifan kerangka menejemen resiko
Studi Kasus 1: Program Pelepasan non-accidental yang diatur oleh Asosiasi Jawatan kereta api Amerika

2.1 Dasar pemikiran untuk Memilih Program NAR
Asosiasi dagang yang dipilih untuk ikut ambil bagian dalam studi ini adalah Asosiasi Jawatan kereta api Amerika ( AAR). AAR mengurus suatu material yang penuh resiko release-prevention program dipanggil Non-Accident Release ( NAR). RSPA memilih AAR’S Program NAR karena telah terbukti sukses mengurangi jumlah dari Non-Accident Release dalam beberapa tahun terakhir ini dan juga memberikan cukup jumlah data dan dokumentasi yang tersedia untuk dianalisa

2.2 pengertian NAR
AAR adalah memperhatikan NARS sebab mereka dapat menandai defisiensi operasional, jika tidak dikendalikan, dapat mendorong kearah kecelakaan skala lebih besar atau release ( lihat kotak untuk definisi NAR). Sasaran Program NAR adalah untuk mengurangi frekwensi NARS seluruh Amerika Utara sebesar 25% pada 1998 dan 50% pada akhir 2000 ( 1995 adalah tahun awal). Agar berhasil Program NAR harus menaikkan maka kesadaran antar semua pemain dilibatkan dan oleh karena itu Program NAR meliputi pengirim, pengangkut, kepemilikan [kereta,mobil], asosiasi dagang, penerima, para penyalur komponen dan para agen pengatur; banyak dari yang bukanlah perusahaan anggota AAR. Efektivitas Program NAR bergantung pada besarnya keikutsertaan yang sukarela dan kooperasi dari banyak perusahaan non-member.

2.3 Program NAR dan diperkenalkannya Kerangka managemen resiko
2.3.1 Perbandingan program NAR dengan filosofi kerangka yang diperkenalkan P
rogram NAR tidak berada pada suatu filosofi yang sebenarnya seperti yang digambarkan pada kerangka managemen resiko, namun kesemua misi atau strategi tersebut dapat dilihat sebagai sesuatu yang sama. Misi ini untuk mencegah kejadian NARS melalui program pengumpulan informasi. Mengembang kesadaran luas seperti kerangka dalam action informed by analysis, NAR Strategi Atau Misi program meliputi suatu tindakan dan suatu unsur analisa. Perihal unsur tindakan, Program NAR meliputi aktivitas, seperti distribusi Paket Tindakan dan lain informational material, yang dapat dipertimbangkan tindakan. Sasaran program adalah untuk memotivasi peserta untuk bertindak dan mengurangi NARS.

2.3.2 perbandingan NAR dengan prisip dikenalkanya kerangka ini
Bagian ini fokus pada bagaimana Unsur-Unsur Program yang utama NAR terhadap prinsip kerangka manajemen resiko yang telah diperkenalkan di Bagian 1.2. hal ini 3 menyediakan suatu uraian ringkas dari tiap prinsip kerangka dan yang sejenisnya atau unsur NAR serupa. Secara umum, prinsip kerangka nampak cukup lebar untuk menyertakan suatu padanan yang luas atau aktivitas semi-equivalent. Salah satu perbedaan yang semakin penting adalah dimana program NAR menginterpretasikan prioritisasi dalam suatu cara yang lebih terbatas dibanding yang direkomendasikan oleh kerangka tersebut. Program NAR menggunakan prioritisasi untuk menentukan bagian mana akan dikirim oleh tindakan ini, tetapi ini lebih dari suatu penentuan ambang pintu. Dengan yang terbaru pengatur banyaknya NARS, akan jadi menarik untuk melihat bagaimana tambahan prioritas yang mungkin ditentukan oleh Program NAR. 2.3.3 Perbandingan Program NAR dengan Yang diusulkan Framework’S Umum, pendekatan tahapan Manajemen Resiko pendekatan tahapan kerangka Manajemen Resiko dari RSPA telah dikembangkan menjadi cukup fleksibel untuk diberlakukan bagi suatu jangkauan luas situasi manajemen dan mampu melayani untuk suatu keseluruhan program manajemen resiko. Sebagai alternatif, itu dapat diterapkan denagn cara lebih dipusatkan untuk memandu suatu analisa manajemen resiko dan implementasi menargetkan pada resiko operasi tunggal. Untuk melihat hubungan antara Program NAR dan Pendekatannya, kita dapat menggolongkan masing-masing tentang aktivitas program NAR atau unsur-unsur cara yang serupa kepada langkah-langkah yang ditemukan dalam pendekatan yang dikenalkan Pada tabel 4.

2.4 Kesimpulan
Kerangka Manajemen Resiko ( mencakup filosofi, prinsip dan Pendekatan) dan Program NAR berbagi beberapa persamaan penting. Keduanya sistem akhirnya mempunyai tujuan untuk mengurangi kemungkinan dari kecelakaan akan terjadi. Ini diartikan ke dalam pengurangan resiko yang berhubungan dengan pengangkutan material penuh resiko. Kerangka menempatkan lebih pada penekanan aktivitas penilaian resiko dibanding Program NAR. Hal ini tidak mengejutkan sebab kerangka kenyataannya lebih banyak suatu sistem manajemen resiko dibanding NAR yang programnya menempatkan suatu penekanan lebih besar pada analisa peristiwa dan perkerjaan mengikuti tujuan yang akan dicapai. Program NAR terdiri dari analisa dan tindakan oleh AAR dan perusahaan tersebut.

Studi kasus 2 : program Eksempsi RSPA dan peraturan eksempsi medical waste.

3.1 Rasional untuk memilih program eksempsi RSPA
RSPA memilih untuk mempelajari program Eksempsinya sendiri untuk mengetahui bagaimana baik kerangka kerja manajemen resiko yang baru dapat disatukan dalam prosesnya sendiri untuk memperbaiki usaha manajemen resiko. Sebagai tambahan, pengaplikasian manajemen resiko yang baru untuk menyatakan area yang potensial untuk perbaikan manajemen resiko dalam program eksempsi.

Deskripsi program eksempsi RSPA
Eksempsi menyediakan alternative untuk Peraturan Material Berbahaya (HMRs) DOT dan digunakan untuk menyediakan keringanan dari regulasi ketika keadaan mengizinkan pengecualian pada peraturan. Kejadian ini meliputi permintaan untuk menggunakan metode lain untuk menggunakan metode lain untuk transportasi, packaging atau manufacturing material berbahaya selain yang telah ditulis dalam peraturan. Minimal, aplikasi eksempsi harus menyediakan :
  • Informasi yang mendeskripsikan shipping yang relevan dan pengalaman insiden
  • Pernyataan yang mengidentifikasi peningkatan resiko untuk penyelamatan yang mungkin berhasil jika eksempsi diizinkan dan deskripsi pengukuran yang diambil untk menandai resiko
  • Data dan hasil tes yang menusulkan alternative akan mendapatkan level safety minimal sama dengan yang dibutuhkan regulasi eksempsi yang ditandai
  • Jika level safety tidak ditetapkan oleh regulasi, analisis yang mengidentifikasi tiap bahaya, kegagalan yang potensial dan probabilitas terjadinya dan bagaimana menggabungkan resiko dengan setiap bahaya / kegagalan dikontrol untuk berlangsungnya aktivitas atau daur hidup packaging.
Analisis harus dilakukan oleh aplikan untuk memenuhi salah satu dari kriteria di atas secara tipikal mengacu pada analisis safety. Analisis safety yang menyertai aplikasi, mengubah penilaian resiko yang lebih dalam ke investigasi performansi yang lebih sederhana.

Eksempsi pengaturan Packaging dan Transport Medical Waste.
Eksempsi pengaturan Medical Waste diambil sebagai contoh oleh dua Eksempsi berbeda, # 10821 dan # 10826, masing – masing menandai set yang kecil yang berbeda dari HMRs. Eksempsi # 10821 mengecualikan aplikan dari DOT HMRs berikut :
  • 49 CFR 172.101 masuk dalam kolom (8) (b) dan (8)(c) untuk pengaturan medical waste
  • 49 CFR 173.197 di mana spesifikasi packaging non-DOT didefinisikan dan diberi kuasa
Eksempsi #10826 dikeluarkan 1993 dan pengecualiannya dari regulasi di atas ditambah :
  • 49 CFR 171.8 definisi spesifik ditemukan dalam bab “Definisi dan Abreviasi”

Dalam tujuan untuk mengikat dan membandingkan aktivitas yang mengambil tempat selama proses evaluasi dari pengaturan Eksempsi medical waste pada elemen yang menyempurnakan kerangka kerja manajemen resiko yang diusulkan. pada elemen yang menyempurnakan kerangka kerja manajemen resiko yang diusulkan. Program eksempsi dan kerangka kerja manajemen resiko Perbandingan program Eksempsi dan filosofi kerangka kerja manajemen resiko yang diusulkan.
Program Eksempsi RSPA mempunyai 2 tujuan yang dikombinasikan yang dapat dilihat sebagai “Filosofi Dasar” sebagai gambaran dalam kerangka kerja manajemen resiko. Tujuan utama program eksempsi adalah :
  • Mencegah pelepasan material berbahaya selama transportasi untuk melindungi masyarakat
  • Eksempsi diizinkan hanya ketikasuatu level safety yang ekuivalen oleh alternatif yang diusulkan Perbandingan program Eksempsi pada prinsip-prinsip kerangka kerja manajemen resiko yang diusulkan

Bagian berikutnya berfokus pada bagaimana elemen mayor atau aktivitas program Eksempsi RSPA mengikat ke dalam prinsip-prinsip kerangka kerja manajemen resikoyang diusulkan yang ada di daftar pada bagian 1.2. Dalam beberapa kasus beberapa aktivitas yang terjadi selama aplikasi eksempsi RMW dan proses evaluasi digunakan untuk menginvestigasi konsistensi dengan prinsip kerangka kerja manajemen resiko.

Observasi
Terdiri dari beberapa observasi yang dibuat sebagai hasil perbandingan program Eksempsi pada Approach :
  • Control Point menempatkan kontrol dapat diaplikasikan untuk mencegah, mengeliminasi resiko.
  • Antara approach dan program Eksempsi memiliki suatu rangkaian, stepwise approach dengan hasil aakhir terdiri dari beberapa bentu evaluasi / verifikasi dan suatu hubungan feedback loops
  • Memelihara dokumentasi yang layak dari seluruh analisis, data, hasil-hasil, keputusan dan backup informasi lain yang berhubungan dengan resiko system manajemen.
  • Pendekatan dan Proses Aplikasi eksempsi melakukan pemusatan dengan sangat baik meliputi penilaian, strategi, tindakan, verifikasi dan evaluasi.
Kesimpulan
  1. apa perbedaan dan persamaan yang mencolok antara kerangka kerja manajemen resiko yang diusulkan dan program eksempsi RSPA?
  • kerangka kerja manajemen resiko yang diusulkan (termasuk filosofi, prinsip dan pendekatan) dan Program Eksempsi terdapat beberapa persamaan. Keduanya merupakan sistem decision making yang menggunakan proses iteratif yang sama. RSPA fokus pada komitmen untuk mempertahankan level safety yang ekuivalen dan melindungi masyarakat dari material berbahaya. Komitmen ini sangat mirip dengan titik berat kerangka kerja pda pemeliharaan “Komitmen Manajemen pada Manajemen Resiko”.
  1. apakah kerangka kerja manajemen resiko yang diusulkan flexibel, dapat diadaptasi dan berguna?
  • Elemen spesifik dari kerangka kerja manajemen resiko yang diusulkan dibuat untuk mengadaptasi dengan baik pada area yang teliti pada program eksempsi. Pertama, langkah terakhir dari Approach lebih dapat beradaptasi pada aktivitas yang lebih luas. Dengan kata lain, langkah ini termasuk subaktivitas yang mungkin untuk menemukan dasar umum antara 2 sistem. Lebih pentingnya, beberapalangkah Approach dan prinsip kerangka kerja mengandung rekomendasi berguna dalam deskripsinya yang dapat digabung dalam program eksempsi untuk perbaikan usaha manajemen resiko.


Studi Kasus 3 (Himpunan dari pendekatan menejemen resiko yang digunakan untum memilih anggota dari inditri truk)

Metodologi untuk mempelajari pendekatan menejemn resiko
Indistri truk merupakan sector penting dalam transportasi material berbahaya. Selain itu, karena induatri truk sangat beragam (ukuran , geografi, response level), ini merupakan hal yang sangat penting untuk menguji kerangka menejemen resiko pada sector ini. Dalam studi kasus ini, National Tank Truck Carriers (NTTC) sangat membantu dalam menyediakan hubungan dengan berbagai macam industri truk. Meliputi Miller Transportation, Groendyke, dan Environmental Compliance Services, yang memiliki program menejemen resiko aktif atau memiliki kekuatan yang menarik dalam pengamanan truk hazmat.

Kompilasi dari pendekatan menejemen resiko
Ketika memikirkan tentang bagaimana mengelola resiko dari mentransportasikan material baru yang berbahaya, perusaan truk mengidentifikasi factor pengendali resiko utama berdasarkan pada pengalaman stafnya. ICF mengkategorikan beberapa control utama menjadi beberapa topik yang secara umum mengikuti langkah-langkah yang ada pada kerangka kerja menejemen resiko RSPA.
  • Memahami dan mengevaluasi bahaya dan resiko
  • Pihak yang terkena Bahaya
  • Continuous Improvement and Evaluation
  • Management Commitment

Kesimpulan
Kesimpulan dibawah ini, merupakan jawaban dari dua pertanyaan yang ada dibawah ini :
  • Apakah perbedaan utama dan persamaan antara usulan kerangka kerja menejemen resiko dan pendekatan menejemen resiko yang digunakan untuk memilih perusahaan truk?
Secara umum, pendekatan menejemen resiko oleh perusahaan truk telah konsisten dengan filosofi dan urutan proses dalam kerangka kerja menejemen resiko. Ketentuan area seperti komitmen menejemen secara kuat ditekankan kedua kerangka kerja menejemen resiko sebaik perusahaan truk. Kerangka kerja menejemen resiko menyarankan struktur analisis resiko sesuai secara umum. Apakah kerangka kerja menejemen resiko yang diusulkan flexible, adaptable, dan berguna? Elemen khusus pada usulan kerangka kerja menejemen resiko terlihat secara rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar